balas dendam setelah di sakiti? haruskah?

morning friday in the april

jadi ingat cerita teman-teman aku kemaren, habis putus ada yang langsung move on, ada yang stuck keinget mantan nya, memang ya cerita cinta itu ngga ada habisnya. keadaan itu ngga sesinkron keinginan. tapi sebagai mahluk yang udah di ciptain sempurna, sudah seharusnya kita bertahan dan terus bersyukur karena hidup ngga berhenti sampai di situ aja.



nah ini salah satu cerita dari teman aku, rada sadis. dia udah jalan 5 tahun dengan pacarnya dan udah sayang banget katanya, dan mereka pun udah mutusin buat nikah, tapi ngga di sangka putus karena ada pihak ketiga, iya cowoknya selingkuh. kasihan sekali yang jadi korban ngga cuma ceweknya tapi keluarganya juga, dan ceweknya niat membalas dendam.

nah dari cerita di atas mungkin ada teman-teman yang lain mengalaminya, atau bisa jadi diri kita sendiri, balas dendam? apa itu jalan yang membahagiakan? rasanya ngga itu hanya menyesakkan.
mungkin kita merasa ngga ada yang mengerti rasa sakitnya patah hati dan di hianati. tapi semua kejadian itu kan sudah berlalu. kenapa tidak move on saja. inget loh sering sedih atau galau itu dekat dengan sakit jantung, memang mau? kalo aku sih ngga mau.menurut para psikolog ketika menyimpan dendam otomatis kelenjar serotonin menurun dan stimulasi otak itu negatif, kalo di persentasekan 90 persen negatif, waw! apa mau hidup dalam pikiran negatif terus dan itu akan mempengaruhi kehidupan kita. lebih baik urungkan niat untuk balas dendam karena itu tidak akan membuat diri kita lebih baik. daripada memikirkan dendam bagaimana kalau kita memikirkan untuk intropeksi diri dan mempertahankan jati diri, trust me semua indah pada waktunya. move on aja guys dan hapus rasa kecewa dan sedih itu pelan-pelan. karena banyak hal baik yang menunggu kita, daripada hanya berkubang dalam lingkaran benci